Selasa, 09 Agustus 2016

The Future's Not Ours to See, Hanum


Dulu, aku sempat bersedih, putus asa, menangis sejadi-jadinya mengingat apa yang anak-anak kami alami. Berat memang, saat memandang jauh ke depan, tentang hidupnya kelak. Aku berpikir tentang dana, tentang rasa malu, tentang semuanya.

Tapi sekarang...
Semuanya terasa lebih ringan. Aku jadi ingat WA dari seorang Bapak, "Ibarat seorang pegawai yang mendapat tugas lembur, pasti ada jatahnya sendiri" kira-kira begitu yang aku ingat (sing rumongso meneng wae yo :D). Ya, dalam proses ikhtiar untuk Hanum, selalu ada aja jalannya. Mungkin kalo dihitung pake Kalkulator merk apapun, atau rumus Matematika yang manapun, dana kami nggak akan cukup untuk terapi, untuk obat, dan keperluan lain. Tapi sejauh ini, rezeki dari Allah datang dari arah yang tak kami sangka. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?


Saat beberapa kali kami mengajak Hanum kontrol ke Dokter, banyak pasang mata yang menatap aneh ke arah kami. Saat itu kami risih. Tapi setelah hampir setiap hari mengantar Hanum terapi, bertemu dengan anak-anak spesial yang lain, entah dari mana, rasa PD muncul saat harus membawa Hanum ke keramaian, walau mata-mata itu masih juga menatap aneh pada kami. Anggep aja mirip artis siapaaaa gitu *eh :p

Aku pernah sedih memikirkan hidup kami, tapi sungguh, sekarang kami merasa sangat beruntung. Kami bahagia. Banyak hal berharga yang bisa kami ambil dari semua yang kami alami. Inilah pendidikan kesabaran yang nggak diajarkan di sekolah. Kami benar-benar tau rasanya berjuang, hingga hasil sekecil apapun terasa sangat perlu disyukuri. Kami menjadi orang tua yang dipaksa kuat melihat anak kami menangis saat terapi, saat disuntik, saat dipasangi alat macem-macem. Kami menjadi jarang memikirkan cita-cita yang dulu sudah menari-nari dalam pikiran. Sekarang yang menjadi prioritas adalah Hanum. Tapi ketahuilah, kami masih belum ada apa-apanya dibanding mereka, yang sudah bertahun-tahun berjuang tanpa lelah demi anak tercinta. Kami nggak ada apa-apanya dibanding Hanum dan ABK lain yang harus menjalani semuanya dalam usia sekecil itu. Semangat, Hanum!!!



Tentang masa depan Hanum, biarlah Allah yang menjaminnya. Aku tak perlu risau memikirkan hidupnya kelak. Nikmati aja yang sekarang.
Berusaha, berusaha, berusaha
berdoa, berdoa, berdoa
Sisanya serahkan pada Allah.

Hidup memang harus ada tujuan, tapi jangan terlalu fokus menggapai tujuan itu hingga kita tak sempat menikmati setiap proses yang kita jalani.


“Que Sera Sera”

When I  was  just  a  little  girl

I asked  my mother  what  will  I  be

Will  I  be  pretty  ?

Will  I  be  rich  ?

Here's  what  she  said  to  me 


Que  sera   sera

Whatever  will  be, will  be...

The  future's not   ours   to  see

Que  sera   sera


When  I  was  just  a  little  boy

I asked  my mother  what  will  I  be

Will  I  be  handsome  ?

Will  I  be  rich  ?

Here's  what  she  said  to  me

 

Que  sera  sera

Whatever  will  be, will  be

The  future's not  ours  to  see

Que  sera  sera


What   will  be, will  be...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar